Mobil mewah di dunia, prestise atau kebutuhan? Pertanyaan ini seringkali muncul ketika membicarakan tentang kendaraan mewah yang menjadi simbol status sosial bagi pemiliknya. Sebagian orang berpendapat bahwa memiliki mobil mewah adalah merupakan sebuah prestise dan gaya hidup yang harus dipertahankan, sementara yang lain menganggapnya sebagai sebuah kebutuhan yang tidak bisa dihindari.
Menurut data dari Asosiasi Industri Otomotif (Gaikindo), penjualan mobil mewah di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap mobil mewah semakin meningkat. Namun, apakah kepemilikan mobil mewah hanya untuk menunjukkan prestise semata?
Menurut Dr. Ir. Adhi S. Lukman, Ketua Umum Gaikindo, “Mobil mewah di dunia tidak hanya sekedar sebagai simbol status sosial, tetapi juga sebagai kebutuhan bagi sebagian masyarakat yang membutuhkan kenyamanan dan kemewahan dalam berkendara.” Hal ini dapat dilihat dari fitur-fitur canggih yang dimiliki oleh mobil mewah, seperti sistem keselamatan yang lebih baik, kenyamanan dalam berkendara, dan teknologi yang terus dikembangkan untuk meningkatkan performa mobil.
Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya diterima oleh semua pihak. Beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa kepemilikan mobil mewah hanya untuk menunjukkan status sosial dapat berdampak negatif bagi pemiliknya. “Prestise yang berlebihan dapat menimbulkan kesan sombong dan merendahkan orang lain yang tidak memiliki mobil mewah. Hal ini dapat memicu timbulnya perasaan iri dan tidak sehat di antara masyarakat,” ujar Prof. Dr. Budi Santoso, seorang psikolog terkemuka.
Sebagai konsumen, kita perlu bijaksana dalam memilih apakah kepemilikan mobil mewah hanya untuk mengejar prestise semata atau memang benar-benar diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari. Menurut data dari situs Otosia.com, “Sebelum membeli mobil mewah, ada baiknya untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan finansial kita. Apakah mobil mewah benar-benar akan membantu memudahkan aktivitas sehari-hari atau hanya akan menambah beban finansial yang tidak perlu.”
Dengan demikian, mobil mewah di dunia dapat dianggap sebagai simbol prestise bagi sebagian orang, namun juga merupakan sebuah kebutuhan bagi yang lain. Penting bagi kita sebagai konsumen untuk menempatkan kepemilikan mobil mewah dalam perspektif yang benar, agar tidak terjebak dalam lingkaran konsumsi yang tidak sehat. Sesuaikanlah kepemilikan mobil mewah dengan kebutuhan dan kemampuan finansial yang dimiliki, agar dapat menikmati manfaatnya tanpa menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.